Rabu, 19 Februari 2020

Makalah tentang Penyakit Menular Seksual


BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual (Daili, 2007; Djuanda, 2007). Sejak tahun 1998, istilah STD mulai berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection), agar dapat menjangkau penderita asimtomatik (Daili, 2009). Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Dalam semua masyarakat, Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang paling sering dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang. Dewasa dan remaja (15- 24 tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus IMS baru yang didapat. Kasus- kasus IMS yang terdeteksi hanya menggambarkan 50%- 80% dari semua kasus IMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan keterbatasan “screening” dan rendahnya pemberitaan akan IMS (Da Ros, 2008).
Diperkirakan lebih dari 340 juta kasus baru dari IMS yang dapat disembuhkan (sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya pada laki- laki dan perempuan usia 15- 49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Jutaan IMS oleh virus juga terjadi setiap tahunnya, diantaranya ialah HIV, virus herpes, human papilloma virus, dan virus hepatitis B (WHO, 2007). Di Amerika, jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki- laki. Dari seluruh wanita yang menderita infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun (CDC, 2008). Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 1999 sampai 2001 menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan klamidia yang tinggi antara 20%-35% (Jazan, 2003). Selain klamidia, sifilis maupun gonore , infeksi HIV/AIDS saat ini juga menjadi perhatian karena peningkatan angka kejadiannya yang terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang. Sampai dengan Desember 2008, pengidap HIV positif yang terdeteksi adalah sebanyak 6.015 kasus. Sedangkan kumulatif kasus AIDS sebanyak 16.110 kasus atau terdapat tambahan 4.969 kasus baru selama tahun 2008. Kematian karena AIDS hingga tahun 2008 sebanyak 3.362 kematian (Depkes, 2009). Pada tahun 2010 kasus HIV sebanyak 21591 dan kasus AIDS sebanyak 5744 sedangkan jumlah yang meninggal akibat HIV AIDS yaitu sebanyak 979 orang. Di Propinsi Sulawesi Selatan sendiri, dari  8.034.776 jumlah penduduk yang tercatat, ada sedikitnya 3532 yang menderita infeksi menular seksual (DinKes, 2010).
Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab infertilitas yang tersering, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang menderita infeksi klamidial yang tidak tertangani akan berkembang menjadi pelvic inflammatory disease (WHO, 2008).
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi problem tersendiri bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan remaja dan dewasa muda, terutama wanita, merupakan bukti bahwa masih rendahnya pengetahuan remaja akan infeksi menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi korban dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin disebabkan masih kurangnya penyuluhan- penyuluhan yang diakukan oleh pemerintah dan badan-badan kesehatan lainnya. Tidak adanya mata pelajaran yang secara khusus mengajarkan dan memberikan informasi bagi murid sekolah terutama siswi, juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan remaja.

  1. Rumusan Masalah
1.    Apa Definisi Penyakit Menular Seksual (PMS) ?
2.    Apa Gejala  Penyakit Menular Seksual (PMS)?
3.     Bagaimana Cara penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) ?
4.    Apa Bahaya atau Akibat Penyakit Menular Seksual  (PMS) ?
5.    Tipe Penyakit Menular Seksual  (PMS) yang umum terjadi ?
6.    Bagaimana Pencegahan Penyakit Menular Seksual  (PMS) ?
7.    Bagaimana Penanganannya Penyakit Menular Seksual (PMS) ?
8.    Bagaimana peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) ?

  1. Tujuan Pembelajaran
1.    Untuk mengetahui Definisi Penyakit Menular Seksual
2.    Untuk mengetahui Gejala PMS
3.    Untuk mengetahui Bagaimana Cara penularan PMS
4.    Untuk mengetauhi Bahaya atau Akibat PMS
5.    Untuk mengetahui Tipe PMS yang umum terjadi
6.    Untuk mengetahui pencegahan PMS
7.    Untuk mengetahui penanganan dari PMS
8.    Untuk mengetahui cara bidan dalam pencegahan dan penanggulan PMN



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS adalah infeksi atau penyakit yang di tularkan melalui hubungan seks (oral, anal, vagina) atau penyakit kelamin atau infeksi yang di tularkan melalui hubungan seks yang dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa gejala dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, serta organ tubuh lainnya, misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B.
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang yang sering  “jajan” alias punya kebiasaan perilaku yang tidak sehat.
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin menular adalah penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin. Yang ditularkan dari satu orang ke orang lain saaat berhubungan badan. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang tergolong dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma venereum, granuloma inguinale.

  1. Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
a.    Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
b.    Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
c.    Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
d.    Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
e.    Kemerahan di sekitar alat kelamin
f.     Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
g.    Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi
h.    Bercak darah setelah hubungan seksual
i.      Anus gatal atau iritasi.
j.      Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
k.    Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
l.      Pendarahan pada vagina .
m.   Nyeri atau pembengkakan testis.
n.    Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
o.    Nyeri seks
p.    Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
q.    Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita)
r.     Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang

  1.  Cara Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penularan PMS pada umumnya adalah melalui hubungan seksual (95 %), sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu kepada anak yang dikandungannya).

  1. Bahaya / akibat Penyakit Menular Seksual (PMS)
1.    Menimbulkan rasa sakit
2.    Infertilisasi
3.     Abortus
4.     Ca cerviks
5.    Merusak penglihatan, hati dan otak
6.    Menular pada bayi
7.    Rentan terhadap HIV/AIDS
8.    Tidak dapat disembuhkan
9.    Kematian

  1. Peningkatan angka kejadian Penyakit Menular Seksual (PMS)
1.    Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
2.    Seks, bebas, norma moral yang menurun
3.     Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
4.     Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
5.    Urbanisasi dan pengangguran
6.    Kemiskinan
7.    Pengetahuan
8.    Pelacuran

  1.  Tipe Penyakit Menular Seksual (PMS) yang umum terjadi
1.    Gonorhea
Penyakit ini paling banyak di jumpai di jajaran penyakit menular seksual, namun mudah di obati. Tetapi jika terlambat pengobatannya atau kurang tepat penanganannya dapat menimbulkan komplikasi yang fatal, karena di jumpai 30 % - 50 % kasus dengan strain yang resistensi terhadapa pengobatan (penicillinase Producing Neisseria Gonorhoe / PPNG) dan sering infeksi terjadi bersamaan dengan mikroorganisme lain seperti chlamidia. Gonorea juga bisa menyerang wanita hamil dan dalam kehamilan biassanya di jumpai dalam bentuk menahun.
Gambar 1.1
a.    Penyebab
1)    Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Nisseria Gonococcus
2)    Sifat bakteri
Bakteri mati dalam 1-2 jam pengeringan, bakteri mati dengan uap 550C selama 5 menit, bakteri mati dengan AgNO3 selama 2 menit
b.    Patofisiologis
1)     Laki-laki : Uretritis, prostatitis, epididimitis, orchitis, vesikulitis
2)     Wanita : bartholinitis, cystitis, salfingiti
c.     Gejala
1)      Masa inkubasi 2-5 hari
2)     Gejala pada pria meliputi :
·         Rasa gatal dan panas di ujung kemaluan
·         Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing
·         Keluar nanah pada ujung kemaluan kadang bercampur darah
·         Ujung kemaluan merah, membengkak dan menonjol
·         Nyeri waktu ereksi
·         Komplikasi : prostatitis dapat berlanjut ke epididmitis, orchitis kemudian vesikulitis
3)     Gejala pada wanita
·         Gejala tersembunyi (carrier) karena yang terkena pertama kali adalah mulut rahim, rasa sakit kurang, genetalia luar tenang
·          Mengeluarkan keputihan seperti nanah
·         Nyeri pada daerah punggung
·         Komplikasi : bartholinitis, dapat berlanjut ke cystitis kemudian salfingitis.
d.     Therapi
1)     Pada individu dan ibu hamil diberikan salah satu antibiotika di bawah ini :
·         Ampisilin 2 gram IV dosis awal lanjutkan dengan 3x1 gram oral selama 7 hari.
·         Ampisilin + sulbaktam 2,25 gram oral dosis tunggal
·         Spektinomisin 2 gram IM dosis tungga
·         Sefriakson 500 mg IM dosis tunggal
2)    Pada masa nifas, diberikan salah satu di bawah ini :
·         Siprofloksasin 1 gram oral dosis tunggal
·         Trimethoprim + sulfamethoksazol (160 = 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3)    Konjungtivitis pada bayi di obati dengan garamisin tetes mata 3x2 tetes dan di berikan salah satu antibiotika di bawah ini
·         Ampisilin 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
·         Amoksisilin = asam kalvulanat 50 mg/kg BB IM selama 7 hari
·         Sefriakson 50 mg/kg BB IM dosis tunggal
4)     Lakukan konseling tentang penggunaan metode barier dalam melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan resiko PMS terhadap ibu dan bayi (bila hamil)
5)      Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya
6)    Buat jadwal kunjungan ulang dan pastikan pesien akan menyelesaikan pengobatan sampai tuntas.




2.    Clamidia
Penyakit ini keerabannya sangat tinggi. Penjalaran penyakit sama dengan gonorea yaitu di mulai dari serviks ataupun uretra ke atas. Dan juga menyebabkan infertilitas serta meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan. Selain itu pada bayi yang lahir pervaginam dapat terinfeksi penyakit yang sama dan dapat mengalami konjungtivitis.
Gambar 1.2
a.    Penyebab
1)    Infeksi ini disebabkan oleh chlamydia Tranchomatis
2)    Sifat bakteri
Infektivitas hilang pada suhu 600C selama 10 menit, pada suhu -500C sampai -700C infektivitas bertahan bertahun-tahun, infektivitas hilang oleh eter selama 30 menit atau fenol 0,5% selama 24 jam.
b.    Patofisiologis
1)    Sama dengan gonorea yaitu mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang menyebabkan bartholinitis, uretitis, endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan infertilitas.
2)    Pada kehamilan resiko meningkat karena dapat abortus, kematian janin, persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan endometritis post abortum maupun post partum.
3)    Pada bayi yang lahir pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu pertama kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi otitis media, obstruksi nasal dan bronkhiolitis
c.    Gejala
1)    Masa inkubasi 1 – 4 minggu
2)    Lesi primer sama dengan papula, vesikua didaerah genital kemudian pecah menjadi ulkus dan sembuh sendiri, keluar keputihan encer berwarna putih kekuningan. Rasa terbakar saat buang air kecil.
3)    Lesi sekunder (1 minggu – 2 bulan) sama dengan limfadenitis dengan bengkak, merah, sakit dan supuratif.
4)    Pada kasus kronis terjadi elefanfiasi genital oleh karena obstruksi saluran limfe
d.    Komplikasi
1)     Penyakit radang panggul kemungkinan kemandulan
2)     Kehamilan di luar kandungan
3)    Rasa sakit kronis di rongga panggul
4)    Infeksi mata berat
5)    Infeksi pneumonia pada bayi baru lahir
6)    Memudahkan penularan HIV
e.    Therapy
Di berikan antibiotika sulfonomida, tetrasiklin.

3.    Herpes Genetalis
Infeksi herpes virus harmonis pada orang dewasa ringan. Walaupun demikian penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Herpes genetalis merupakan virus yang senantiasa bersifat kronik, rekuren dan dapat dikatakan sulit di obati.
a.    Penyebab
Virus Herpes Simplek tipe II merupakan penyebab herpes genetalis dengan gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang di kenal dengan nama herpes simpleks. Di negara dengan prevalensi AIDS tinggi, herpes genetalis dihubungkan dengan kemungkinan HIV(+).

Gambar 1.3
b.    Gejala
1)     Masa inkubasi 3 – 5 hari
2)    Infeksi primer sekitar 3 minggu
3)    Lesi vasikulo ulseratif penis pada laki-laki dan serviks, vagina, vulva atau perineum pada wanita
4)    Rasa sangat nyeri
5)    Demam, disuria dan malaise
6)    Limfe denopati inguinal
7)    Gejala kambuh lagi tetapi tidak seperti senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan menetap seumur hidup
c.    Komplikasi
1)    Rasa nyeri berasal dari syaraf
2)    Penularan pada bayi dapat terjadi karena hematogen melalui plasenta, penjalaran keatas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah, melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
3)    Pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kematian pada bayi.
d.    Therapy
1)    Diberikan anti virus yaitu Acyclovir
2)    Bedrest, Neurotropik dan suport stamin
3)     Persalinan dengan seksio cesarea jika terdapat perlukaan

4.     Sifilis
Penyakit ini kini agak jarang ditemukan apalagi setelah diperkenalkannya antibiotika penisilin. Penyakit ini menyerang semua organ tubuh. Dalam banyak kasus tidak diketahui bahwa seorang menderita sifilis karena kemungkinan asimptomatik cukup besar. Sifilis dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis primer (stadium I), sifilis sekunder (standium II) sifilis laten (stadium III). Penyakit sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.
Gambar 1.4
a.    Penyebab
Infeksi sifilis ini di sebabkan oleh bakteri treponema pallida dengan sifat bakteri yaitu sukar untuk di biakan, bakteri mati pada suhu 390C selama 5 jam, bakteri mati pada suhu 41,50C selama 1 jam, bakteri mati pada suhu 400C selama 1 – 3 hari.
b.    Patofisiologi
Dapat menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf, serta dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan dapat menimbulkan cacat bawaan dan infeksi dini pada saat persalinan.
c.    Gejala
1)    Stadium laten
·         Dapat terjadi 3 – 10 tahun setelah guma
·         Menyerang kardiovaskuler, otak, susunan syaraf dan organ lain
2)    Sifilis congenital
·         Pemfigus sifilitikus, deskuaminasi pada telapak kaki dan tangan serta rhagade di kanan kiri mulut.
·         Pada persalinan tampak janin ataupu plasenta yang hidropik
d.    Komplikas
1)     Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2)    Kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada plasenta lebih besar, pucat, keabu-abuan dan licin
3)    Kehamilan <16 minggu dapat mengakibatkan kematian janin
4)    Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kehalahiran bayi prematur dan menimbulkan cacat.
e.    Therapy
1)    Di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
·         Benzatin penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4x pemberian
·         Doksisilin hingga 600 mg oral dosis awal di lanjutkan 2x 100 mg oral hingga 20 hari
·         Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
2)    Pada bayi harus benar-benar menderita sifilis dengan pemeriksaan cairan serebro spinalis dan uji serologi – benar di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
·         Banzatin penisilin 300 ribu unit / kg BB / mg sampai 4x pemberian
·         Sefriakson 50 mg/kg BB dosis tunggal / hari 10 hari
3)    Pastikan pengobatan lengkap dan terjadwal
4)    Pantau lesi kronik / gejala lain yang menyertai

5.    Hepatitis B
Penularan infeksi Hepatitis B di Amerika Serikat ternyata paling sering terjadi akibat hubungan seksual. Hepatitis B ini sering di jumpai pada remaja dan orang dewasa serta pada wanita hamil. Terutama dalam trimester III biasanya lebih parah, dan menyebabkan nekrosis hati yang laus dengan angka kematian maternal dan fetal yang tinggi. Janin yang di kandung dapat tertular penyakit yang sama.
Gambar 1.5
a.    Penyebab
1)    Di sebabkan oleh virus hepatitis B
2)    Yang penularannya melalui darah dan produk darah yaitu bisa bisa melalui luka, kontak seksual, operasi, medikasi, infus dan injeksi serta vertika dan ibu kepada bayinya.
b.    Patofisiologi
1)    Gejala akut sering karier, ditandai dengan anoreksia, rasa mual, febris, nyeri, tekan pada perut kanan atas.
2)    Tidak di waspadai dapat berlanjut menjadi kronik
3)    Pada kehamilan gejala sering di tafsirkan sebagai hiperemesis gravidarum
4)    Diagnosa dapat di tegakan berdasarkan pemeriksaan serologic
5)    Dapat menjadi kanker hati dan menginfeksi janin pada wanita hamil.

c.    Gejala
1)    Masa inkubasi 60-90 hari
2)    Gejala akut meliputi demam, nyeri tekan perut kanan atas, mual, muntah, anoreksia, dan malaise serta ikterik
3)    Gejala kronis meliputi hepatitis persisten kronik, sirosis hepatitis, hepatoma.
d.    Therapy
1)    Bed rest
2)    Perbaikan KU
3)    Makan makanan yang mengandung protein dan kalori tinggi
4)    Pada orang yang positif terkena Hepatitis B di berikan imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune Glugulin) dengan dosis 0,06 ml/kg BB IM dosis tunggal selama jangka waktu 14 hari setelah terpapar dan di lanjutkan dengan serial vaksin HB
5)    Pada bayi di berikan HBIG 0,05 ml IM dosis tunggal dalam 12  jam setelah lahir. Vaksinasi HB di berikan IM di mulai dalam waktu 7 hari setelah lahir, pada usia 1 bulan dan 6 bulan.

6.    HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficincy Syndrome. AIDS merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap mikroorganisme oportunistik.
Gambar 1.6

a.    Penyebab
HIV (Human Immonu Virus) yaitu organisme patogen yang terdapat dalam cairan tubuh (darah, air, mani, dan cairan vagian) orang yang telah terinfeksi.
b.    Penularan
1)    Kontak seksual (homo/hetero seksual) dengan seseorang pengidap per oral, per rectal, per vagina.
2)    Kontak langsung dengan darah, produk darah dan jarum suntik, transfusi darah yang mengandung virus HIV, melalui alat suntik / alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas orang yang mengidap HIV, melalui transmisi dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang di kandungnya melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan / melalui ASI.
c.    Gejala
1)    Fase 1 (window period)
·         Belum ada gejala sama sekali
·         Belum bisa terdeteksi melalui tes
·         Sudah dapat menularka HIV

2)    Fase II
·         Terjadi 2 atau 5-10 tahun setekah terinveksi HIV
·         Demam
·         Pembengkakan kelenjar getah bening
·         Tes darah sudah positiv HIV
3)    Fase III (muncul gejala-gejala)
·         Flu tidak sembuh – sembuh
·         Nafsu makan berkurang dan lemah
4)    Fase IV
·         Infeksi kulit atau selaput lendir
·         Infeksi paru-paru (TB paru)
·         Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu
·         Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhan
·         Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)
d.    Pencegahan
1)    Abstinence (tidak berhubungan seks)
2)    Be faithful (setia pada pasangan)
3)    Condom (gunakan kondom saat berhubungan seks berisiko)
4)    Drug (jangan pakai narkoba)
5)    Equipment (hati-hati! Pakai alat steril)
6)    Cara memberikan dukungan
·         Dukungan social
-        Saling bertukar perasaan
-         Mendengar perasaan
-        Mendengar keinginannya
-        Memberi semangat
·         Dukungan fisik
-        Menuruti selera makan
-        Memberikan waktu istirahat
-        Memberikan dengan selalu mengingatkan waktu, tanggal dan tempat berada
-        Memberi keyakinan keamaman

7.    Trikomoniasis
Digolongkan PMS karena sebagian besar menular melalui hubungan seksual oleh karena itu infeksi dalam lingkup keluarga perlu mendapatkan pengobatan bersama. Penyakit ini juga menginfeksi bayi yang lahir.

Gambar 1.7
a.    Penyebab
Trikomoniasis adalah infeksi alat genitalia wanita / pria yang di sebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Penulusurannya juga bisa melalui alat-alat toilet seperti toilet seat, handuk, dll.
b.    Patofisiologi
1)    Wanita
Vagina mengeluarkan cairan keputihan bercampur nanah dan berbau khas, dinding vagina merah dan bengkak. Cairang yang keluar menimbulkan iritasi pada bengkak cairan yang keluar menimbulkan iritasi pada lipat paha samapai liang dubur. Infeksi apat terjadi dalam bentuk uretriris, skonitis, dan bartholinitis.

2)    Pria
Terjadi pada infeksi saluran kemih, infeksi kelenjar prostat dan saluran spermatozoa. Infeksi menahun sulit di tegakan karena gejala ringan.
c.    Gejala
1)    Masa inkubasi 4 hari
2)    Sekret vagina berbusa, serupurulen dengan warna kekuningan dan kuning kehijauan serta berbau khas
3)    Rasa nyeri dan gatal
4)    Dinding vagina meradang dengan infiltrasi
5)    Pada pria gejala tersembunyi
d.    Komplikasi
Kulit bibir kemaluan lecet, dapat menyebabkan bayi prematur, memudahkan penularan HIV
e.    Teraphy
1)    Pengobatan menggunakan metronidazol per oral untuk suami dan istri
2)    Pada wanita juga di berikan obat pervaginam
3)    Pada kehamilan diberikan pada usia trimester II/III dengan dosis tunggal sebanyak 2 gram.

8.     Condiloma akuminata
Condiloma akuminata adalah pertumbuhan kulit dan selaput lendir seperti bunga kol atau jengger ayam jago dengan permukaan kasar. Papiler menonjol dengan warna agak gelap berkumpul menjadi satu.
Gambar 1.8
a.    Penyebab
Human Papiloma Virus tipe 6 dan 11
b.    Cara penularan
1)    Kontak seksual
2)    Kontak langsung dengan kulitnya
3)    Benda – benda kontaminan seperti ; handuk, celana dalam, dll.
c.    Patofisiologo
1)    Timbulnya kutil-kutil kecil pada bibir kemaluan yang muncul dalam waktu kurang lebih 2 bulan setelah virus masuk ke tubuh.
2)    Kutil-kutil tersebut dapat membesar kemudian dapat bersatu menyerupai kembang kol atau jengger ayam jago sehingga menutupi vagina dan anus.
d.    Tanda dan gejala
1)    Masa inkubasi sekitar 2 bulan
2)    Terdapat papil kecil dan multipel pada sekitar kemaluan
3)    Permukaan kasar
4)    Berkembang menjadi besar sehingga dapat bersatu dan dapat menutupi vagina serta anus yang berakibat mengganggu proses kehamilan.
e.    Komplikasi
1)    Condyloma acuminata yang sudah besar dapat menetupi jalan lahir, sehingga dengan seksio cesarea sebagai uasaha untuk mencegaha penularan Human Papiloma Virus pada bayi yang dilahirkan, selain itu jika tidak dengan tindakan SC dikhawatirkan dpat menimbulkan kanker mulut rahim.
2)    Condyloma acuminata yang sudah parah dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
f.     Therapy
1)    Lesi kecil dengan kauterisaasi, larutan podofilin, alkohol atau TCAA (Trichloro Acetet Acid)
2)    Lesi besar dengan pembedahan, penyinaran laser, kauterisasi.

9.    Ulkus mole / cuncroid
Ulkus mole adalah infeksi menular seksual yang di tandai dengan ulkus pada daerah genetalia di sertai dengan pembengkakan kelenjar limfe inguinal.
Gambar 1.9
a.    Penyebab
Ulkus mole ini di sebabkan oleh bakteri heamophilus ducrey dengan sifat bakteri sebagai berikut bakteri mati pada suhu 500C selama 1 jam, bateri mati dengan antiseptik.
b.    Patofisiologi
1)    Setelah bakteri masuk kedalam tubuh sekitar 7 hari muncul pustuls ysng kemudian pecah dan meninggalkan ulkus yang dalam.
2)    Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya.
c.    Gejala
1)     Masa inkubasi 4-10 hari
2)    Pustulah pecah menjadi ulkus
3)    Rasa nyeri yang hebat
4)    Ulkus bersifat multipel, dala, dinding menggaung, tepi tidak rata, meradang, dasar ulkus kemerahan muda, berada dan terdapat pus.
5)    Pembesaran kelenjar limfe regional
d.    Komplikasi
1)    Jika ulkus membesar dapat menjadi Gian Chancroid
2)    Pembesaran kelenjar limfe
3)    Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya
e.    Therapy
1)    Berikan salah satu antibiotik dibawah ini:
·         Eritromisin 4x500 mg oral selama 7 hari
·         Trimethoprim + sulfamethoksazol 2x (160+800) mg oral selama 7 hari
·         Seftriakson 500 mh IM dosis tunggal
2)    Pengobatan harus tuntas
3)    Lakukan kunjungan terjadwal untuk pemantauan dan asuhan antenatal.

10. Candidiasiasi vaginalis
Kandidiasis vaginalis adalah inveksi yang di sebabakan oleh jamur, yang terjadi di sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imunnya lemah.
Gambar 1.10
a.    Penyebab
Kandidiasis vaginalis disebabkan oleh jamur kandida albicans, selain di vagina dapat menyerang organ organ lain yaitu kulit, mukosa oral, bronkus, paru-paru, usus, dll.



b.    Patofisiologi
1)    Keputihan denganrasa gatal yang hebat
2)    Jika tidak di obati dapat menjalar ke uretra yang dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih
3)    Juga bisa menjalar ke vagina proksimal (atas)
c.    Gejala
1)    Mengenai mukosa vulva (labil minora) dan vagina
2)    Bercak putih kekuningan, heperemia, leukore, seperti susu pecah, dan gatal hebat.
3)    Dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih.
d.    Therapy
1)    Pemberian nistatin atau ketokonazole 2x200 mg selama 5 hari
2)    Tablet vaginal atau klotrimazole 500 mg dosis tunggal
3)    Salep mikonazol 2 %
4)    Lakukan konseling
5)    Buat jadwal kunjungan ulang

  1. Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)
1.    Apabila belum menikah maka tidak melakukan hubungan seksual
2.    Apabila sudah menikah maka saling setia dengan pasangan
3.     Hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko
4.    Menggunakan kondom untuk mencegah penularan
5.    Menjaga kebersihan alat genetalia

  1. Penanganan bagi yang terkena Penyakit Menular Seksual (PMS)
1.    Segera periksa ke dokter atau petugas kesehatan
2.    Jangan malu menyampaikan keluhan kepada dokter atau tenaga kesehatan
3.    Memenuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan
4.    Jangan melakukan hubungan seksual kecuali menggunakan kondom
5.    Pasangan sex sebaiknya memeriksakan diri
6.    Beritahu tentang akiba PMS yang berbahaya bagi kesehatan diri

  1. Peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)
1.    Bidan sebagai role model memberikan contoh sikap yang baik pada masyarakat.
2.    Memberikan konseling pada masyarakat terutama remaja dan psangan suami istri tentang kesehatan reproduksi.
3.    Memberikan konseling pada masyarakat tentang penyebab dan akibat PMS
4.    Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat.
5.    Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya PMS.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Penyakit menular seksual adalah infeksi yang di tularkan dari satu orang ke orang lain saat berhubungan badan. Semua orang, pria, wanita (bahkan bahkan anak-anak) bisa tertular penyakit kelamin ini. Penyakit yang umum terjadi adalah: gonore, sifilis, herpes, HIV/Aids , Trikomoiasis.
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin menular adalah penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin. Yang ditularkan dari satu orang ke orang lain saaat berhubungan badan. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang tergolong dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma venereum, granuloma inguinale.

B.   Saran
Setelah mengetahui beberapa pengertian penyakit menular seksual diatas, saya sebagai penulus mengharapkan agar para pembaca lebih berhati-hati terhadap penyakit ini, dan dapat mengetahui dengan jelas beberapa faktor penyebab, cara mengatasi dan cara penularanya penyakit menular sseksual. Oleh karena itu,saya sebagai penulis meminta kritik dan saranya untuk menyempurnakan makalah yang saya buat.



DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eni. Dkk, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Nuha Medika : Yogjakarta
Djuanda Adhi, dkk, 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI : Jakarta
Adobe Reader – [HIV-AIDSbooklet_part3.pdf]
Adobe Reader – [SSH-6135-IND.pdf]. chlamydia dan gonoroe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar