METODE PELAYANAN KONTRASEPSI HORMONAL
I.
PENDAHULUAN
A.
DESKRIPSI
SINGKAT
Pada
bab ini akan membahas tentang kontrasepsi hormonal,
pengaruh kontrasepsi hormonal bagi tubuh dan macam-macam kontrasepsi hormonal.
B.
Manfaat
Mata Kuliah/ Relevansi
Salah
satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah
dengan program Keluarga Berencana (KB) bagi semua pasangan usia subur (PUS).
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat tahun 2012
mencapai 245 juta jiwa. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara
keempat dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Alasan masyarakat tidak ber-KB karena
banyaknya faktor yang mempengaruhi kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi IUD
antara lain umur, pendidikan, pengetahuan, efek samping, paritas, kegagalan kontrasepsi,
dan status sosial ekonomi.
Oleh
karena itu mata kuliah ini membantu Anda untuk memperoleh kemampuan yang
komprehensif dalam memberikan asuhan pelayanan kontrasepsi yang akan digunaka dalam melaksanakan tugas
profesi.
C.
Sasaran
Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan mata kuliah ini,mahasiswa diharapkan mampu Melaksanakan pelayanan
kontrasepsi dengan metode hormonal.
II.
PENYAJIAN
A. Pengertian Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal
merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Jenis hormone yang terkandung didalam kontrasepsi adalah
jenis hormone alamiah misalnya depo medroxy progesterone (depo MPA), tetapi
kebanyakan berisi hormone sintetik.kontrasepsi yang mengandung sediaan
progesterone saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone
estrogen dan progesterone adalah dalam bentuk injeksi dan oral.
B.
Pengaruh
kontrasepsi Hormonal
Semua
organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormone seks tentu dengan
sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ – organ
tersebut akan terjadi perubahan – perubahan tertentu. Hal tersebut akan
dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone dan lama penggunaannya. Organ yang paling
terpengaruhi oleh kontrasepsi hormonal adalah endometrium, miometrium, serviks,
dan payudara.
C.
Macam
– macam kontrasepsi hormonal
1. Oral
a. Kombinasi
(Combine Oral Contraception/COC)
b. Progestin
(progestin only pill / POP)
2. Suntik
/ injeksi
a. Suntikan
kombinasi
b. Suntikan
progestin
3. Alat
kontrasepsi bawah kulit (AKBK) / Implant
4. Alat
kontrasepsi dalam rahim progestin
(mirena).
1.
Pelayanan
kontrasepsi Oral
A. Kombinasi
(Combine Oral Contraception)
1) Jenis
a) Kombinasi
sekuensial (Bifasik/Trifasik)
Pembuatan system bifasik
berdasarkan pemikiran bahwa siklus haid seorang wanita normal adalah fase
folikuler – proliferasi (fase estrogen) dan luteal – sekresi (fase
progesterone). Sehingga diharapkan pemberian hormone sintetik dimiripkan dengan
siklus haid yang normal. Pada bifasik hanya estrogen dulu yang bekerja menekan
sekresi gonadoptropin, sedangkan pada monofasik estrogen dan progesterone
bekerja bersama-sama.
b) Kombinasi
monofasik
Kombinasi monofasik adalah
jenis kontasepsi oral kombinasi yang tersedia secara umum dalam berbagai merek.
Setiap tabletnya mengandung 20 – 100 µg etinilestradiol dan gestagen dengan
dosis tertentu. Estrogen dosis rendah (20 – 35 µg), dan estrogen dosis tinggi
(50 µg).
Gambar 1. Pil
kombinasi
Sumber : melinafarmasiumy.blogspot.com,
akses senin. 04 November 2013
2) Cara
kerja kontrasepsi oral kombinasi
a) Menghambat
ovulasi
b) Membuat
endometrium tidak mendukung untuk implantasi
c) Membuat
lendir serviks tidak bisa ditembus sperma
d) Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu.
3) Efektivitas
Dengan pemakaian rutin
efektivitas adalah 99 % sedangkan pada pemakaian yang kurang betul efektivitas
turun menjadi 93 %.
4) Kontrainsikasi
Mutlak
a) Perempuan
yang diduga hamil
b) Perempuan
yang menyusui
c) Perempuan
dengan perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya.
d) Perempuan
dengan trombosit vena dan arteri
e) Perempuan
dengan penyakit kardiovaskuler termasuk stroke, jantung iskemik, atau tekanan
darah >160/90 mmHg.
f) Perempuan
dengan riwayat gangguan factor pembekuan darah >20 tahun.
g) Diabetes
mellitus dengan komplikasi
h) Obesitas
i) Perokok
aktif usia >35 tahun
j) Perempuan
dengan migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsy).
Relatif
a) Perempuan
yang berpenyakit dan terapi obatnya mempengaruhi efektivitas pil kombinasi
(epilespi dan tuberculosis)
b) Depresi
berat
c) Perempuan
yang tidak dapat menggunakan pil secara teratur
5) Kelebihan
a) Reversible
(kesuburan dapat pulih 100%) dan jangka waktu pulihnya kesuburan yang cepat.
b) Meredakan
dismenorea dan menorhagi, siklus haid menjadi teratur.
c) Tidak
menganggu hubungan seksual
d) Mudah
dihentikan setiap saat
e) Dapat
digunakan pada semua usia
f) Dapat
digunakan pada jangka waktu lama
6) Kelemahan
a) Pil
harus diminum setiap hari
b) Dapat
mengurangi produksi ASI
c) Kenaikan
metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih gemuk.
d) Dapat
meningkatkan tekanan tekanan darah
e) Tidak
mencegah IMS.
7) Ketidaknyamanan
dan efek samping yang dapat timbul
a) Mual
terutama pada 3 bulan pertama
b) Nyeri
payudara
c) Adanya
silent menstruation
d) Adanya
perdarahan spotting
B. Kontrasepsi
pil progestin (mini pil)
Minipil
mengandung gestagen turunan nortestosteron, seperti noristeron 0,35 mg, linestrenol
0,50 mg dan levonorgestrel 0,03 mg. Minipil memang bukanlah kontrasepsi yang
cukup efektif untuk mencegah kehamilan, hal ini karena rendahnya kadar gestagen
sehingga pil ini akan efektif jika penggunaan dibarengi dengan proses menyusui.
Gambar
2. Pil Progestin
Sumber
: poemofjava.blogspot.com. Jumat,21 Desember 2012
1. Cara
kerja
a) Menghambat
sekresi gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium
b) Mempersulit
implantasi blastosit di endometrium
c) Mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu
2. Efektivitas
a) Jangan
sampai ada pil yang terlupa
b) Pil
digunakan pada jam yang sama (malam hari)
c) Senggama
sebaiknya dilakukan 3 – 30 jam setelah penggunaan mini pil
3. Keuntungan
a) Cocok
sebagai alat kontrasepsi bagi ibu menyusui
b) Sangat
efektif pada masa laktasi
c) Tidak
menurunkan produksi ASI
d) Tidak
menganggu hubungan seksual
e) Kesuburan
cepat kembali
4. Keterbatasan
a) Agar
efektif, perlu diminum secara cermat
b) Tidak
melindungi IMS
c) Kurang
efektif jika dikonsumsi bersamaan dengan obat tuberculosis atau epilepsy.
5. Efek
samping
a) Perdarahan
tidak teratur
b) Nyeri
tekan payudara
c) Fluktuasi
berat badan
d) Mual
e) Kembung
f) Depresi
6. Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Perdarahan
saluran genetalia yang tidak terdiagnosis
c) Perempuan
yang tidak mau terjadi gangguan haid
d) Perempuan
yang sedang mengkonsumsi obat – obat tuberculosis dan epilepsy
e) Perempuan
yang sedang terkena atau mempunyai riwayat kanker payudara dan mioma uteri
f) Perempuan
dengan riwayat stroke
7. Waktu
penggunaan mini pil
a) Mulai
hari ke -1 s.d ke -5 siklus haid
b) Jika
tidak ada dugaan kehamilan maka bisa diberikan setelah hari ke -5 siklus haid.
c) Bila
ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partum
2.
Pelayanan
Kontrasepsi Suntik
A. Suntik
Kombinasi
Suntik
kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi antara 25
mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja suntikan
kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang
membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini
tidak mengandung etinilestradiol maka resiko terhadap hipertensi dan
vaskularisasi yang disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi.
Suntik
kombinasi ini efektif bekerja selama 30 hari atau dapat juga dihitung dalam 4
minggu. Hal yang membedakan dengan pil adalah klien akan tergantung dengan
Bidan / provier KB yang lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas suntik
juga tinggi namun pengembalian kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan pil. Perempuan yang sudah disuntik otomatis tidak bisa
menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan efektifitasnya habis yaitu
30 hari untuk pil kombinasi.
Hal
– hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal – hal yang perlu
diwapadai pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah :
1) Nyeri
dada hebat atau nafas pendek , hal ini mengindikasikan adanya bekuan darah atau
adanya serangan jantung.
2) Sakit
kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan terjadinya stroke,
hipertensi atau migrant
3) Nyeri
tungkai hebat
4) Tidak
terjadi perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum penyuntikan.
Gambar 3. Suntikan
Kombinasi
Sumber :
nofifitria.blogspot.com/2013/10/pelayanan-kontrasepsi.html
B. Suntikan
progestin
Saat
ini suntikan progestin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung depo
medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3
bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus ventro gluteal
(dalam).
Kontrasepsi
suntikan progestin ini sangat efektif dibandingkan dengan mini pil, karena
dosis gestagen yang cukup tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi
kembalinya kesuburan cukup lambat, yaitu rata – rata 4 bulan setelah berhenti
dari penyuntikan sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para wanita yang
menginginkan untuk segera hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini
cocok bagi ibu yang sedang menyusui.
Adapun
efek samping atau keterbatasan suntikan progestin yang sering ditemui yaitu :
a. Adanya
gangguan haid, yang berupa :
·
Siklus haid memanjang atau memendek
·
Perdarahan yang banyak ataupun sedikit
·
Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan
bercak
·
Tidak haid sama sekali
b. Pada
penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga dapat
menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
jerawat, dan meningkatnya resiko osteoporosis.
Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya
sama dengan kontrasepsi hormonal lain. Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah
12 setelah penyuntikan. Suntikan ulang dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal.
Suntik ulang juga bisa diberikan 2 minggu setelah jadwal masalah perempuan
tersebut diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7
hari setelah penyuntikan atau tidak melakukan hubungan seksual.
Gambar 4. Suntikan Progestin
Sumber : poemofjava.blogspot.com.
Jumat,21 Desember 2012
3.
Pelayanan
Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
A.
Jenis
1. Norplant,
terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogestrel dengan lama kerja lima tahun.
Gambar 5. Jenis
Norplant
2. Jadena
dan indoplant, terdiri dari dua batang plastic lembut berongga dengan panjang
4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga
tahun.
Gambar 6. Jenis
Jadena dan indoplant
3. Implanon,
terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang kira – kira 4,0 cm,
diameter 2 mm, berisi 68 mg 3 – keto – desogestrel dengan lama kerja tiga
tahun.
Gambar 7. Jenis
Implanon
Sumber :
Michiganobgyn.com
Gambar 8. Contoh
Pemasangan AKBK dengan Jenis Implanon
Sumber :
Michiganobgyn.com
B.
Profil
1. Efektif
2. Nyaman
3. Dapat
dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
4. Pemasangan
dan pencabutan dibutuhkan pelatihan
5. Kesuburan
segera kembali setelah implant dicabut
6. Efek
samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
7. Aman
dipakai pada masa laktasi.
C.
Cara
Kerja
1. Menekan
ovulasi
2. Menurunkan
motilitas tuba
3. Menganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
4. Mengentalkan
lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma.
D.
Efektivitas
Sangat efektif ( 0,2 – 1
kehamilan per 100)
E.
Keuntungan
Kontrasepsi
1. Daya
guna tinggi
2. Cepet
bekerja 24 jam setelah pemasangan
3. Perlindungan
jangka panjang (bisa sampai lima tahun untuk jenis norplant)
4. Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
5. Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
6. Bebas
dari pengaruh estrogen
7. Tidak
mengganggu proses senggama
8. Tidak
mempengaruhi ASI
9. Klien
hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
10. Dapat
dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
F.
Keuntungan
Nonkontrasepsi
1. Mengurangi
nyeri haid
2. Mengurangi
jumlah darah haid
3. Mengurangi
/ memperbaiki terjadinya anemia
4. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
5. Menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara
6. Melindungi
diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
7. Menurunkan
angka kejadian endometrium.
G.
Keterbatasan
1. Dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting),
meningkatnya jumlah darah haid (hipermenorea) dan amenorea.
2. Keluhan
nyeri kepala
3. Peningkatan
/ penurunan berat badan
4. Nyeri
payudara
5. Perasaan
mual
6. Pusing
/ sakit kepala
7. Perubahan
perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousnees)
8. Membutuhkan
tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
9. Tidak
memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
10. Klien
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian implant ini sesuai dengan keinginan,
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
11. Efektivitasnya
menurun bila menggunakan obat – oba TBC (rifampisin) atau obat epilepsy
(feniton dan barbiturate).
H.
Wanita
yang Boleh Menggunakan Implant
1. Usia
reproduktif
2. Telah
memiliki anak ataupun belum
3. Menghendaki
kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
4. Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi
5. Pascapersalinan
dan tidak menyusui
6. Fasca
keguguran
7. Tidak
menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat
kehamilan ektopik
9. Tekanan
darah <180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (Sickle cell)
10. Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering
lupa menggunakan kontrasepsi pil.
I.
Wanita
yang Tidak Boleh Menggunakan AKBK
1. Hamil
atau diduga hamil
2. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Benjolan
/ kanker payudara atau riwayat kanker
payudara
4. Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Mioma
uterus dan kanker payudara
6. Gangguan
toleransi glukosa
J.
Waktu
Mulai Menggunakan AKBK
1. Setiap
saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai ke -7. Bila insersi setelah hari
ke-7 klien jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam
setelah insersi
2. Dapat
dilakukan setiap saat diyakini tidak hamil
3. Bila
klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak
hamil, jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam setelah
insersi.
4. Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak kontrasepsi lain.
5. Bila
setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan setiap
saat, tapi jangan melakukan hubungan seks selama 24 jam setelah insersi atau
menggunakan kontrasepsi lain.
6. Bila
klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant, insersi dapat
dilakukan setiap saat tapi diyakini tidak hamil atau klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal
kontrasepsi suntik tersebut . tidak diperlukan kontrasepsi lain,
8. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal (kecuali AKDR) dank lien ingin
mengganti dengan implant, dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien
jangan hubungan seks selama 24 jam atau gunakan metode kontrasepsi lain selama
24 jam setelah insersi. AKDR segera dicabut.
9. Pasca
keguguran implant dapat segera diinsersikan.
K.
Instruksi
untuk Klien
1. Daerah
insersi harus dibiarkan bersih dan kering selama 48 jam pertama. Hal ini
bertujuan mencegah infeksi pada luka insisi.
2. Perlu
dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan atau lebam
pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
3. Pekerjaan
rutin harian tetap dikerjakan. Namun hindari benturan, gesekan atau penekan
pada daerah insersi.
4. Jika
dipasang balutan penekan (hemostatis) jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan
plester dibiarkan hingga lukanya sembuh (biasanya lima hari).
5. Setelah
luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
6. Bila
ditemukan tanda – tanda infeksi seperti demam, bengkak, atau bila terdapat rasa
sakit yang menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik.
L.
Informasi
Lain yang Perlu Disampaikan
1. Efek
kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga lima
tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk implanon, jadena dan indoplant. Efek
kontrasepsi kemudian akan berakhir sesaat setalah pengangkatan.
2. Sering
ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 – 12 bulan pertama. Beberapa
wanita mungkin akan mengalami amenorea.
3. Obat
– obat TBC dan epilesi dapat menurunkan efektivitas implant
4. Efek
samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambah
berat badan dan nyeri payudara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan
akan hilang dengan sendirinya.
5. Implant
dicabut sesuai dengan masa berlakunya dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih
awal.
6. Bila
implant dicabut sebelum masa berlakunya habis kemungkinan terjadinya hamil
sangat besar dan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
7. Berikan
kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, tempat
insersi dan nama klinik.
8. Implant
tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual termasuk AIDS. Bila
pasangannya mempunyai risiko, perlu menggunakan kondom saat melakukan hubungan
seksual.
M.
Jadwal Kunjungan Kembali Ke klinik
Klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali
ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan
kembali ke klinik bila ditemukan hal – hal berikut :
1. Amenorea
yang disertai nyeri perut bagian bawah
2. Perdarahan
yang banyak dari kemaluan
3. Rasa
nyeri yang menetap pada lengan
4. Luka
bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5. Ekspulsi
batang implant
6. Sakit
kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur
7. Nyeri
dada hebat
8. Dugaan
adanya kehamilan.
4. Pelayanan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKDR dengan Progestin (steroid) yaitu AKDR yang mengandung progesteron dari mirena yang mengandung levonogestrel .
1)
Jenis
– jenis alat kontrasepsi dalam rahim
a. Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23)
IUD yang mengandung hormonal
Progestasert-T = Alza T
Progestasert-T = Alza T
1) Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2
lembar benang ekor warna hitam
2) Mengandung
38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari
3) Tabung insersinya berbentuk lengkung
4) Daya kerja :18 bulan
5) Tehnik insersi: plunging?(modified
withdrawal)
Gambar 9. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim jenis Progestasert-T
= Alza T
Sumber : novymahdian.blogspot.com/2012/06/many-things-about-iud-aka-spiral.html
b. LNG-20
1) Mengandung 46-60mg Levonorgestrel,
dengan pelepasan 20mcg per hari
2) Sedang
diteliti di Finlandia
3) Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun
Gambar 10. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Jenis LNG
– 20
Sumber : ready4health.blogspot.com.diakses 20 november
2011
2)
mekanisme kerja AKDR yang mengandung
hormon :
a) Gangguan proses pematangan
proliteratif–sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan
terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase desidual/
progestational).
b) Lendir serviks yang menjadi lebih
kental/ tebal karena pengaruh progestin.
c) Endometrium mengalami transformasi
yang ireguler,epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi
d) Mencegah terjadinya pembuahan dengan
menghambat bersatunya ovum dengan sperma
e) Mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba falopii
f) Menginaktifkan sperma
3)
EFEKTIFITAS
Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama penggunaan. Daya guna teoritis dan daya guna pemakaian hampir sama(1-5 kehamilan per 100 tahun-wanita). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan tembaga atau hormon. Namun, angka ketidaklangsungan pemakaian tinggi: 20-40% tidak meneruskan pemakaian AKDR dalam tahun pertama. Rata-rata AKDR tetap dipakai selama 24 bulan. Satu hal yang jelas pada AKDR ialah jika telah cocok untuk beberapa tahun, angka ekspulsi dan pengangkatan oleh karena nyeri atau perdarahan menjadi sangat rendah. Ekspulsi lebih tinggi pada insersi 1-2 hari postpartum dan pada AKDR yang dipasang oleh mereka yang kurang terlatih.
Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama penggunaan. Daya guna teoritis dan daya guna pemakaian hampir sama(1-5 kehamilan per 100 tahun-wanita). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan tembaga atau hormon. Namun, angka ketidaklangsungan pemakaian tinggi: 20-40% tidak meneruskan pemakaian AKDR dalam tahun pertama. Rata-rata AKDR tetap dipakai selama 24 bulan. Satu hal yang jelas pada AKDR ialah jika telah cocok untuk beberapa tahun, angka ekspulsi dan pengangkatan oleh karena nyeri atau perdarahan menjadi sangat rendah. Ekspulsi lebih tinggi pada insersi 1-2 hari postpartum dan pada AKDR yang dipasang oleh mereka yang kurang terlatih.
4)
MANFAAT
AKDR
Ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh oleh akseptor AKDR dengan progestin, manfaat
tersebut dapat berupa manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
5)
Keuntungan
kontrasepsi
a) Efektif dengan proteksi jangka panjang
(satu tahun)
b) Tidak mengganggu hubungan suami
istri
c) Tidak berpengaruh terhadap ASI
d) Kesuburan segera kembali sesudah
AKDR diangkat
e) Efek sampingnya sangat kecil
f) Memiliki efek sistemik yang sangat
kecil
6)
Keuntungan
non kontrasepsi
a) Mengurangi nyeri haid
b) Dapat diberikan pada usia
perimenopause bersamaan dengan pemberian estrogen,untuk pencegahan hiperplasia
endometrium
c) Mengurangi jumlah darah haid
d) Sebagai pengobatan alternatif
pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
e) Merupakan kontrasepsi pilihan utama
pada perempuan perimenopause
f) Tidak mengurangi kerja obat
tuberkulosis ataupun obat epilepsi, karena AKDR yang mengandung progestin
kerjanya terutama lokal pada endometrium
7)
KETERBATASAN
AKDR
Selain manfaat
yang telah diterangkan diatas AKDR juga mempunyai keterbatasan dan kekurangan,
berikut ini adalah kekurangan dan keterbatasan dari AKDR dengan progestin
a) Diperlukan pemeriksaan dalam dan
penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR
b) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan
dan pencabutan AKDR
c) Klien tidak dapat menghentikan
sendiri setiap saat, sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan
d) Pada penggunaan jangka panjang dapat
tejadi amenorea
e) Dapat terjadi perforasi uterus pada
saat insersi (< 1/1000 kasus)
f) Kejadian kehamilan ektopik relatif
tinggi
g) Bertambahnya risiko mendapat
penyakit radang panggul sehingga dapat menyebabkan infertilitas
h) Mahal
i) Progestin sedikit meningkatkan
risiko thrombosis sehingga perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko
ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi
j) Progestin dapat menurunkan kadar
HDL-kolesterol pada pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada
perempuan dengan penyakit kardiovaskuler
k) Memperburuk perjalanan penyakit
kanker payudara
l) Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis
tertentu hiperlipidemia
m) Progestin dapat memicu pertumbuhan
mioma uterus
8)
Yang
boleh menggunakan AKDR dengan progestin
a) Usia reproduksi
b) Telah memiliki anak maupun belum
c) Menginginkan kontrasepsi yang
efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
d) Sedang menyusui dan ingin memakai
kontrasepsi
e) Pasca keguguran dan tidak ditemukan
tanda-tanda radang panggul
f) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal kombinasi
g) Sering lupa menggunakan pil
h) Usia perimenopause dan dapat
digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
i) Mempunyai risiko rendah mendapat
penyakit menular seksual
Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin
Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin
j) Hamil atau diduga hamil
k) Perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya
l) Menderita vaginitis,salpingitis,endometritis
m) Menderita penyakit radang panggul
atau pasca keguguran septic
n) Kelainan kongenital rahim
o) Mioma submukosa
p) Rahim yang sulit digerakkan
q) Riwayat kehamilan ektopik
r) Penyakit trofoblas ganas
s) Terbukti menderita penyakit
tuberkulosis panggul
t) Kanker genitalia/payudara
u) Sering ganti pasangan
v) Gangguan toleransi glukosa.
Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin
9)
PEMASANGAN
DAN PENCABUTAN
Waktu AKDR dengan progestin dipasang
a) Setiap waktu selama siklus haid,
jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil
b) Sesudah melahirkan, dalam waktu 48
jam pertama pascapersalinan, 6-8 minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan
c) Segera sesudah induksi haid, pasca
keguguran spontan, atau keguguran buatan, dengan syarat tidak terdapat adanya
infeksi
10) Cara insersi AKDR
Pemasangan AKDR
sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis
servikalis. Periksa dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi
uterus. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi pelvik. Serviks
dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik, misalnya dengan obat merah
atau yodium. Kemudian dengan Inspekulo, serviks ditampilkan dan bibir depan
serviks dijepit dengan cunam serviks. Penjepitan dilakukan kira-kira 2 cm dari
ostium uteri eksternum, dengan cunam bergigi satu. Sambil menarik serviks
dengan cunam serviks, dimasukkanlah sonde uterus untuk menentukan jarak sumbu
kanalis servikalis dan uterus, panjang kavum uteri dan posisi ostium uteri
internum. Tentukanlah arah ante-atau retroversi uterus. Jika sonde masuk kurang
dari 5 cm atau kavum uteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan.
Tabung penyalur dengan AKDR didalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis,
sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasukan sonde.
Kadang-kadang terdapat tahanan sebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal
demikian pemasangan diulangi. AKDR dilepaskan di dalam kavum uteri dengan cara
menarik keluar tabung penyalur, atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke
dalam kavum uteri. Cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR.
Kemudian tabung dan penyalurnya dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan kira-kira
2-3 cm.
11) Cara mengeluarkan AKDR
Pengeluaran
AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid. Pertama dilakukan Inspekulo,
kemudian filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. AKDRnya akan ikut
keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak keluar dengan mudah, maka lakukanlah
sondase uterus, sehingga ostium uteri internum terbuka. Sonde diputar 90%
perlahan-lahan. Selanjutnya, AKDR dikeluarkan seperti diatas. Jika filamen tak
tampak atau putus, maka AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang
diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri. Dilatasi kanalis
servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau batang laminaria. Indikasi
pengeluaran AKDR ialah permintaan pasian, meno-metroragia, infeksi pelvik dan
disparenia.
12) PENGAWASAN
Pengawasan
ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan 1 minggu dan 1 bulan sesudah
pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan
dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek samping dicari. Selain melihat
filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
serviks. Dalam hal-hal yang mencurigakan, misalnya kemungkinan adanya
keganasan, dilakukan pemeriksaan usap vagina atau biopsi serviks. Jika filamen
tidak tampak, singkirkanlah lebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks
dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika
AKDR tidak teraba, maka dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen
anteroposterior dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula
dilakukan pemeriksaan histerografi. Dan jika terdapat translokasi, pengeluaran
AKDR dapat dilakukan dengan laparoskopi atau laparatomi.
13) PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN AKDR
Kira-kira 50%
pasien yang hamil intrauterin dengan AKDR in situ akan mengalami abortus, 50%
lainnya akan dapat hamil sampai aterm. Persalinan akan terjadi tanpa penyulit,
baik pada ibu maupun pada anak. Pada sebagian golongan yang mengalami abortus
spontan dapat terjadi septikemia dan syok septik. Oleh karena itu jika terdapat
kehamilan intrauterin sedangkan pasien tidak menghendaki kehamilan itu, maka
lebih baik dilakukan pengakhiran kehamilan. Jika pasien menghendaki
kehamilannya diteruskan, sedangkan filamen tampak, maka dianjurkan untuk
mengeluarkan AKDR perlahan-lahan. Apabila pengeluaran AKDR ini berhasil,
kemungkinan terjadinya abortus spontan menjadi 25%.
14) KEADAAN YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS
a) Nyeri haid hebat
Dapat
disebabkan oleh AKDR, klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian. Pada dasarnya progestin mengurangi nyeri haid
b) Riwayat kehamilan ektopik
Jelaskan
kepada pasien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari
pertolongan di rumah sakit
c) Gejala penyakit katup jantung
Berikan
antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (Hb<9 g/dl), ganti dengan metode
kontrasepsi lain
d) Menderita nyeri kepala atau migren
Paling
sering ditemukan pada AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat,
rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan ringan cukup berikan analgetik (jangan
berikan aspirin)
e) Penyakit hati aktif (virus
hepatitis)
Sebaiknya
jangan diberi AKDR yang mengandung progestin
f) Penyakit jantung
Sebaiknya
jangan diberi AKDR yang mengandung progestin, karena progestin memnpengaruhi
lipid dan vasokonstriksi
g) Stroke/riwayat stroke
Sebaiknya
jangan diberi AKDR yang mengandung progestin
h) Tumor jinak maupun ganas pada hati
Progestin
dapat memicu pertumbuhan tumor, sebaiknya jangan diberi AKDR dengan progestin
·
peringatan
khusus untuk pemakai AKDR dengan progestin
Tidak datang haid disertai dengan keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan
Tidak datang haid disertai dengan keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan
·
Nyeri
perut bagian bawah perlu dicurigai kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
·
Kram/nyeri
perut bagian bawah, terutama bila disertai dengan tidak enak badan,
demam/menggigil perlu dicurigai kemungkinan terjadi infeksi panggul
·
AKDR
jenis ini tidak dapat melindungi diri dari penyakit hubungan seksual dan
AIDS/HIV
15) EFEK SAMPING DAN PENANGANANNYA
a) Amenorea
Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormon adalah amenorea (20-50%). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali ke klinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya lebih 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR-nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran, kehamilan preterm,infeksi, dan kehamilannya harus diawasi ketat
Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormon adalah amenorea (20-50%). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali ke klinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya lebih 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR-nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran, kehamilan preterm,infeksi, dan kehamilannya harus diawasi ketat
b) Kram
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberikan analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberikan analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain
c) Perdarahan yang tidak teratur dan
banyak
Sering
ditemukan terutama pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau
kehamilan ektopik, rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak ditemukan
kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3x800
mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi satu siklus saja. Bila perdarahan
banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari saja, atau boleh juga diberi
1,25 mg estrogen equin konyugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan terus
berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi
lain
d) Benang hilang
Periksa
apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih di tempat, tidak ada
tindakan yang mesti dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam
rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan
rontgen/USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid.
Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan
‘amenorea’
e) Cairan vagina/dugaan penyakit radang
panggul
Bila
penyebabnya kuman gonokokus atau clamydia, cabut AKDR dan berikan pengobatan
yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup di obati dan AKDR tidak
perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin
memakai AKDR lagi, berikan antibiotika selama 2 hari dan baru kemudian AKDR
dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.
III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Kontrasepsi
hormonal merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Jenis hormone yang terkandung didalam
kontrasepsi adalah jenis hormone alamiah misalnya depo medroxy progesterone
(depo MPA), tetapi kebanyakan berisi hormone sintetik.kontrasepsi yang
mengandung sediaan progesterone saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang
berisi hormone estrogen dan progesterone adalah dalam bentuk injeksi dan oral.
2. Pengaruh
kontrasepsi Hormonal,semua organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh
hormone seks tentu dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi
hormonal. Pada organ – organ tersebut akan terjadi perubahan – perubahan
tertentu. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone dan lama
penggunaannya. Organ yang paling terpengaruhi oleh kontrasepsi hormonal adalah
endometrium, miometrium, serviks, dan payudara.
3. Macam
– macam kontrasepsi hormonal
a. Oral
(Kombinasi (Combine Oral
Contraception/COC) dan (Progestin (progestin only pill / POP)
b. Suntik
/ injeksi (Suntikan kombinasi) dan (Suntikan progestin)
c. Alat
kontrasepsi bawah kulit (AKBK) / Implant
d. Alat
kontrasepsi dalam rahim progestin
(mirena).
B.
SARAN
Jadi
seorang Bidan pendidik harus memberikan informasi dan edukasi mengenai pengetahuan
kontrasepsi kepada masayrakat guna menekan laju pertumbuhan penduduk
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Baziad,
Ali.2002. Kontrasepsi Hormonal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.
Everette,
Suzzane.2008. Kontrasepsi Dan Kesehatan
Seksual Reproduktif. EGC: Jakarta.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana.
Fitramaya:Yogyakarta.
melinafarmasiumy.blogspot.com, akses senin. 04 November 2013
Michiganobgyn.com
nofifitria.blogspot.com/2013/10/pelayanan-kontrasepsi.html
novymahdian.blogspot.com/2012/06/many-things-about-iud-aka-spiral.html
poemofjava.blogspot.com. Jumat,21 Desember 2012
ready4health.blogspot.com.diakses 20 november 2011
Saifuddin,
Abdul Bari.2003. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.