Rabu, 19 Februari 2020

Metode Pelayanan Kontrasepsi Hormonal


METODE PELAYANAN KONTRASEPSI HORMONAL

      I.        PENDAHULUAN
A.   DESKRIPSI SINGKAT
Pada bab ini akan membahas tentang kontrasepsi hormonal, pengaruh kontrasepsi hormonal bagi tubuh dan macam-macam kontrasepsi hormonal.

B.   Manfaat Mata Kuliah/ Relevansi
Salah satu upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB) bagi semua pasangan usia subur (PUS). Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat tahun 2012 mencapai 245 juta jiwa. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara keempat dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat. Alasan masyarakat tidak ber-KB karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi IUD antara lain umur, pendidikan, pengetahuan,  efek samping, paritas, kegagalan kontrasepsi, dan status sosial ekonomi.
Oleh karena itu mata kuliah ini membantu Anda untuk memperoleh kemampuan yang komprehensif dalam memberikan asuhan pelayanan kontrasepsi  yang akan digunaka dalam melaksanakan tugas profesi.

C.   Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini,mahasiswa diharapkan mampu Melaksanakan pelayanan kontrasepsi dengan metode hormonal.





    II.        PENYAJIAN
A.   Pengertian Kontrasepsi Hormonal
      Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis hormone yang terkandung didalam kontrasepsi adalah jenis hormone alamiah misalnya depo medroxy progesterone (depo MPA), tetapi kebanyakan berisi hormone sintetik.kontrasepsi yang mengandung sediaan progesterone saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone estrogen dan progesterone adalah dalam bentuk injeksi dan oral.

B.   Pengaruh kontrasepsi Hormonal
Semua organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormone seks tentu dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ – organ tersebut akan terjadi perubahan – perubahan tertentu. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone dan lama penggunaannya. Organ yang paling terpengaruhi oleh kontrasepsi hormonal adalah endometrium, miometrium, serviks, dan payudara.

C.   Macam – macam kontrasepsi hormonal
1.    Oral
a.    Kombinasi (Combine Oral Contraception/COC)
b.    Progestin (progestin only pill / POP)
2.    Suntik / injeksi
a.    Suntikan kombinasi
b.    Suntikan progestin
3.    Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) / Implant
4.    Alat kontrasepsi dalam rahim  progestin (mirena).



1.    Pelayanan kontrasepsi Oral
A.   Kombinasi (Combine Oral Contraception)
1)    Jenis
a)    Kombinasi sekuensial (Bifasik/Trifasik)
Pembuatan system bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus haid seorang wanita normal adalah fase folikuler – proliferasi (fase estrogen) dan luteal – sekresi (fase progesterone). Sehingga diharapkan pemberian hormone sintetik dimiripkan dengan siklus haid yang normal. Pada bifasik hanya estrogen dulu yang bekerja menekan sekresi gonadoptropin, sedangkan pada monofasik estrogen dan progesterone bekerja bersama-sama.
b)    Kombinasi monofasik
Kombinasi monofasik adalah jenis kontasepsi oral kombinasi yang tersedia secara umum dalam berbagai merek. Setiap tabletnya mengandung 20 – 100 µg etinilestradiol dan gestagen dengan dosis tertentu. Estrogen dosis rendah (20 – 35 µg), dan estrogen dosis tinggi (50 µg).
Gambar 1. Pil kombinasi
Sumber : melinafarmasiumy.blogspot.com, akses senin. 04 November 2013

2)    Cara kerja kontrasepsi oral kombinasi
a)    Menghambat ovulasi
b)    Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi
c)    Membuat lendir serviks tidak bisa ditembus sperma
d)    Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu.
3)    Efektivitas
Dengan pemakaian rutin efektivitas adalah 99 % sedangkan pada pemakaian yang kurang betul efektivitas turun menjadi 93 %.
4)    Kontrainsikasi
Mutlak
a)    Perempuan yang diduga hamil
b)    Perempuan yang menyusui
c)    Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya.
d)    Perempuan dengan trombosit vena dan arteri
e)    Perempuan dengan penyakit kardiovaskuler termasuk stroke, jantung iskemik, atau tekanan darah >160/90 mmHg.
f)     Perempuan dengan riwayat gangguan factor pembekuan darah >20 tahun.
g)    Diabetes mellitus dengan komplikasi
h)   Obesitas
i)     Perokok aktif usia >35 tahun
j)      Perempuan dengan migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsy).
Relatif
a)    Perempuan yang berpenyakit dan terapi obatnya mempengaruhi efektivitas pil kombinasi (epilespi dan tuberculosis)
b)    Depresi berat
c)    Perempuan yang tidak dapat menggunakan pil secara teratur
5)    Kelebihan
a)    Reversible (kesuburan dapat pulih 100%) dan jangka waktu pulihnya kesuburan yang cepat.
b)    Meredakan dismenorea dan menorhagi, siklus haid menjadi teratur.
c)    Tidak menganggu hubungan seksual
d)    Mudah dihentikan setiap saat
e)    Dapat digunakan pada semua usia
f)     Dapat digunakan pada jangka waktu lama
6)    Kelemahan
a)    Pil harus diminum setiap hari
b)    Dapat mengurangi produksi ASI
c)    Kenaikan metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih gemuk.
d)    Dapat meningkatkan tekanan tekanan darah
e)    Tidak mencegah IMS.
7)    Ketidaknyamanan dan efek samping yang dapat timbul
a)    Mual terutama pada 3 bulan pertama
b)    Nyeri payudara
c)    Adanya silent menstruation
d)    Adanya perdarahan spotting

B.   Kontrasepsi pil progestin (mini pil)
Minipil mengandung gestagen turunan nortestosteron, seperti noristeron 0,35 mg, linestrenol 0,50 mg dan levonorgestrel 0,03 mg. Minipil memang bukanlah kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan, hal ini karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini akan efektif jika penggunaan dibarengi dengan proses menyusui.









Gambar 2. Pil Progestin
Sumber : poemofjava.blogspot.com. Jumat,21 Desember 2012

1.    Cara kerja
a)    Menghambat sekresi gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium
b)    Mempersulit implantasi blastosit di endometrium
c)    Mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma menjadi terganggu
2.    Efektivitas
a)    Jangan sampai ada pil yang terlupa
b)    Pil digunakan pada jam yang sama (malam hari)
c)    Senggama sebaiknya dilakukan 3 – 30 jam setelah penggunaan mini pil
3.    Keuntungan
a)    Cocok sebagai alat kontrasepsi bagi ibu menyusui
b)    Sangat efektif pada masa laktasi
c)    Tidak menurunkan produksi ASI
d)    Tidak menganggu hubungan seksual
e)    Kesuburan cepat kembali
4.    Keterbatasan
a)    Agar efektif, perlu diminum secara cermat
b)    Tidak melindungi IMS
c)    Kurang efektif jika dikonsumsi bersamaan dengan obat tuberculosis atau epilepsy.
5.    Efek samping
a)    Perdarahan tidak teratur
b)    Nyeri tekan payudara
c)    Fluktuasi berat badan
d)    Mual
e)    Kembung
f)     Depresi
6.    Kontraindikasi
a)    Kehamilan
b)    Perdarahan saluran genetalia yang tidak terdiagnosis
c)    Perempuan yang tidak mau terjadi gangguan haid
d)    Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat – obat tuberculosis dan epilepsy
e)    Perempuan yang sedang terkena atau mempunyai riwayat kanker payudara dan mioma uteri
f)     Perempuan dengan riwayat stroke
7.    Waktu penggunaan mini pil
a)    Mulai hari ke -1 s.d ke -5 siklus haid
b)    Jika tidak ada dugaan kehamilan maka bisa diberikan setelah hari ke -5 siklus haid.
c)    Bila ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partum

2.    Pelayanan Kontrasepsi Suntik
A.   Suntik Kombinasi
Suntik kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung etinilestradiol maka resiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi.
Suntik kombinasi ini efektif bekerja selama 30 hari atau dapat juga dihitung dalam 4 minggu. Hal yang membedakan dengan pil adalah klien akan tergantung dengan Bidan / provier KB yang lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas suntik juga tinggi namun pengembalian kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pil. Perempuan yang sudah disuntik otomatis tidak bisa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan efektifitasnya habis yaitu 30 hari untuk pil kombinasi.
Hal – hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal – hal yang perlu diwapadai pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah :
1)    Nyeri dada hebat atau nafas pendek , hal ini mengindikasikan adanya bekuan darah atau adanya serangan jantung.
2)    Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan terjadinya stroke, hipertensi atau migrant
3)    Nyeri tungkai hebat
4)    Tidak terjadi perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum penyuntikan.












Gambar 3. Suntikan Kombinasi
Sumber : nofifitria.blogspot.com/2013/10/pelayanan-kontrasepsi.html

B.   Suntikan progestin
Saat ini suntikan progestin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3 bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus ventro gluteal (dalam).
Kontrasepsi suntikan progestin ini sangat efektif dibandingkan dengan mini pil, karena dosis gestagen yang cukup tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi kembalinya kesuburan cukup lambat, yaitu rata – rata 4 bulan setelah berhenti dari penyuntikan sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para wanita yang menginginkan untuk segera hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini cocok bagi ibu yang sedang menyusui.
Adapun efek samping atau keterbatasan suntikan progestin yang sering ditemui yaitu :
a.    Adanya gangguan haid, yang berupa :
·         Siklus haid memanjang atau memendek
·         Perdarahan yang banyak ataupun sedikit
·         Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak
·         Tidak haid sama sekali
b.    Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya resiko osteoporosis.
Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi hormonal lain. Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah 12 setelah penyuntikan. Suntikan ulang dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Suntik ulang juga bisa diberikan 2 minggu setelah jadwal masalah perempuan tersebut diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan atau tidak melakukan hubungan seksual.
Gambar 4. Suntikan Progestin
   
Sumber : poemofjava.blogspot.com. Jumat,21 Desember 2012
3.    Pelayanan Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
A.   Jenis
1.    Norplant, terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogestrel dengan lama kerja lima tahun.




Gambar 5. Jenis Norplant

2.    Jadena dan indoplant, terdiri dari dua batang plastic lembut berongga dengan panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga tahun.
Gambar 6. Jenis Jadena dan indoplant

3.    Implanon, terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang kira – kira 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3 – keto – desogestrel dengan lama kerja tiga tahun.

Gambar 7. Jenis Implanon
Sumber : Michiganobgyn.com

Gambar 8. Contoh Pemasangan AKBK dengan Jenis Implanon
Sumber : Michiganobgyn.com

B.   Profil
1.    Efektif
2.    Nyaman
3.    Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
4.    Pemasangan dan pencabutan dibutuhkan pelatihan
5.    Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
6.    Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
7.    Aman dipakai pada masa laktasi.

C.   Cara Kerja
1.    Menekan ovulasi
2.    Menurunkan motilitas tuba
3.    Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
4.    Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma.

D.   Efektivitas
Sangat efektif ( 0,2 – 1 kehamilan per 100)

E.   Keuntungan Kontrasepsi
1.    Daya guna tinggi
2.    Cepet bekerja 24 jam setelah pemasangan
3.    Perlindungan jangka panjang (bisa sampai lima tahun untuk jenis norplant)
4.    Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
5.    Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
6.    Bebas dari pengaruh estrogen
7.    Tidak mengganggu proses senggama
8.    Tidak mempengaruhi ASI
9.    Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
10. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan


F.    Keuntungan Nonkontrasepsi
1.    Mengurangi nyeri haid
2.    Mengurangi jumlah darah haid
3.    Mengurangi / memperbaiki terjadinya anemia
4.    Melindungi terjadinya kanker endometrium
5.    Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
6.    Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
7.    Menurunkan angka kejadian endometrium.

G.   Keterbatasan
1.    Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), meningkatnya jumlah darah haid (hipermenorea) dan amenorea.
2.    Keluhan nyeri kepala
3.    Peningkatan / penurunan berat badan
4.    Nyeri payudara
5.    Perasaan mual
6.    Pusing / sakit kepala
7.    Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousnees)
8.    Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
9.    Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
10. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian implant ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
11. Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat – oba TBC (rifampisin) atau obat epilepsy (feniton dan barbiturate).





H.   Wanita yang Boleh Menggunakan Implant
1.    Usia reproduktif
2.    Telah memiliki anak ataupun belum
3.    Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
4.    Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5.    Pascapersalinan dan tidak menyusui
6.    Fasca keguguran
7.    Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi
8.    Riwayat kehamilan ektopik
9.    Tekanan darah <180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (Sickle cell)
10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.

I.      Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan AKBK
1.    Hamil atau diduga hamil
2.    Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3.    Benjolan / kanker payudara atau  riwayat kanker payudara
4.    Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5.    Mioma uterus dan kanker  payudara
6.    Gangguan toleransi glukosa

J.    Waktu Mulai Menggunakan AKBK
1.    Setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai ke -7. Bila insersi setelah hari ke-7 klien jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi
2.    Dapat dilakukan setiap saat diyakini tidak hamil
3.    Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil, jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi.
4.    Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak kontrasepsi lain.
5.    Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan setiap saat, tapi jangan melakukan hubungan seks selama 24 jam setelah insersi atau menggunakan kontrasepsi lain.
6.    Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant, insersi dapat dilakukan setiap saat tapi diyakini tidak hamil atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7.    Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut . tidak diperlukan kontrasepsi lain,
8.    Bila kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal (kecuali AKDR) dank lien ingin mengganti dengan implant, dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan hubungan seks selama 24 jam atau gunakan metode kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi. AKDR segera dicabut.
9.    Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

K.   Instruksi untuk Klien
1.    Daerah insersi harus dibiarkan bersih dan kering selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan mencegah infeksi pada luka insisi.
2.    Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
3.    Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun hindari benturan, gesekan atau penekan pada daerah insersi.
4.    Jika dipasang balutan penekan (hemostatis) jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dibiarkan hingga lukanya sembuh (biasanya lima hari).
5.    Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
6.    Bila ditemukan tanda – tanda infeksi seperti demam, bengkak, atau bila terdapat rasa sakit yang menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik.

L.    Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1.    Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga lima tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk implanon, jadena dan indoplant. Efek kontrasepsi kemudian akan berakhir sesaat setalah pengangkatan.
2.    Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 – 12 bulan pertama. Beberapa wanita mungkin akan mengalami amenorea.
3.    Obat – obat TBC dan epilesi dapat menurunkan efektivitas implant
4.    Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambah berat badan dan nyeri payudara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.
5.    Implant dicabut sesuai dengan masa berlakunya dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
6.    Bila implant dicabut sebelum masa berlakunya habis kemungkinan terjadinya hamil sangat besar dan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
7.    Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, tempat insersi dan nama klinik.
8.    Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual termasuk AIDS. Bila pasangannya mempunyai risiko, perlu menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.




M.    Jadwal Kunjungan Kembali Ke klinik
 Klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik bila ditemukan hal – hal berikut :
1.    Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2.    Perdarahan yang banyak dari kemaluan
3.    Rasa nyeri yang menetap pada lengan
4.    Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5.    Ekspulsi batang implant
6.    Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur
7.    Nyeri dada hebat
8.    Dugaan adanya kehamilan.
4.  Pelayanan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKDR dengan Progestin (steroid) yaitu AKDR yang mengandung progesteron dari mirena yang mengandung levonogestrel .
1)    Jenis – jenis alat kontrasepsi dalam rahim
a.    Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
Progestasert-T = Alza T
1)    Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
2)     Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari
3)    Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)    Daya kerja :18 bulan
5)    Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)








Gambar 9. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim jenis Progestasert-T = Alza T
progestasert iud
Sumber : novymahdian.blogspot.com/2012/06/many-things-about-iud-aka-spiral.html

b.    LNG-20
1)      Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
2)     Sedang diteliti di Finlandia
3)    Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun









Gambar 10. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Jenis LNG – 20
LNG-20
Sumber : ready4health.blogspot.com.diakses 20 november 2011
2)    mekanisme kerja AKDR yang mengandung hormon :
a)    Gangguan proses pematangan proliteratif–sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase desidual/ progestational).
b)    Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.
c)    Endometrium mengalami transformasi yang ireguler,epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi
d)    Mencegah terjadinya pembuahan dengan menghambat bersatunya ovum dengan sperma
e)    Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
f)     Menginaktifkan sperma

3)    EFEKTIFITAS
      Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama penggunaan. Daya guna teoritis dan daya guna pemakaian hampir sama(1-5 kehamilan per 100 tahun-wanita). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan tembaga atau hormon. Namun, angka ketidaklangsungan pemakaian tinggi: 20-40% tidak meneruskan pemakaian AKDR dalam tahun pertama. Rata-rata AKDR tetap dipakai selama 24 bulan. Satu hal yang jelas pada AKDR ialah jika telah cocok untuk beberapa tahun, angka ekspulsi dan pengangkatan oleh karena nyeri atau perdarahan menjadi sangat rendah. Ekspulsi lebih tinggi pada insersi 1-2 hari postpartum dan pada AKDR yang dipasang oleh mereka yang kurang terlatih.

4)    MANFAAT AKDR

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh akseptor AKDR dengan progestin, manfaat tersebut dapat berupa manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

5)    Keuntungan kontrasepsi
a)    Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)
b)    Tidak mengganggu hubungan suami istri
c)    Tidak berpengaruh terhadap ASI
d)    Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
e)    Efek sampingnya sangat kecil
f)     Memiliki efek sistemik yang sangat kecil




6)    Keuntungan non kontrasepsi
a)    Mengurangi nyeri haid
b)    Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan dengan pemberian estrogen,untuk pencegahan hiperplasia endometrium
c)    Mengurangi jumlah darah haid
d)    Sebagai pengobatan alternatif pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
e)    Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenopause

f)     Tidak mengurangi kerja obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi, karena AKDR yang mengandung progestin kerjanya terutama lokal pada endometrium

7)    KETERBATASAN AKDR
Selain manfaat yang telah diterangkan diatas AKDR juga mempunyai keterbatasan dan kekurangan, berikut ini adalah kekurangan dan keterbatasan dari AKDR dengan progestin
a)    Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR
b)    Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
c)    Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan
d)    Pada penggunaan jangka panjang dapat tejadi amenorea
e)    Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus)
f)     Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi
g)    Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat menyebabkan infertilitas
h)   Mahal
i)     Progestin sedikit meningkatkan risiko thrombosis sehingga perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi
j)      Progestin dapat menurunkan kadar HDL-kolesterol pada pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada perempuan dengan penyakit kardiovaskuler
k)    Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara
l)     Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia
m)  Progestin dapat memicu pertumbuhan mioma uterus

8)    Yang boleh menggunakan AKDR dengan progestin
a)    Usia reproduksi
b)    Telah memiliki anak maupun belum
c)    Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
d)    Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
e)    Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul
f)     Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi
g)    Sering lupa menggunakan pil
h)   Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
i)     Mempunyai risiko rendah mendapat penyakit menular seksual
Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin
j)      Hamil atau diduga hamil
k)    Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
l)     Menderita vaginitis,salpingitis,endometritis
m)  Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran septic
n)   Kelainan kongenital rahim
o)    Mioma submukosa
p)    Rahim yang sulit digerakkan
q)    Riwayat kehamilan ektopik
r)     Penyakit trofoblas ganas
s)    Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul
t)     Kanker genitalia/payudara
u)   Sering ganti pasangan
v)    Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin

9)    PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
Waktu AKDR dengan progestin dipasang
a)    Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil
b)    Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pascapersalinan, 6-8 minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan
c)    Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, atau keguguran buatan, dengan syarat tidak terdapat adanya infeksi

10)  Cara insersi AKDR
Pemasangan AKDR sewaktu haid akan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis. Periksa dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi pelvik. Serviks dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik, misalnya dengan obat merah atau yodium. Kemudian dengan Inspekulo, serviks ditampilkan dan bibir depan serviks dijepit dengan cunam serviks. Penjepitan dilakukan kira-kira 2 cm dari ostium uteri eksternum, dengan cunam bergigi satu. Sambil menarik serviks dengan cunam serviks, dimasukkanlah sonde uterus untuk menentukan jarak sumbu kanalis servikalis dan uterus, panjang kavum uteri dan posisi ostium uteri internum. Tentukanlah arah ante-atau retroversi uterus. Jika sonde masuk kurang dari 5 cm atau kavum uteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan. Tabung penyalur dengan AKDR didalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis, sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasukan sonde. Kadang-kadang terdapat tahanan sebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi. AKDR dilepaskan di dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur, atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalam kavum uteri. Cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR. Kemudian tabung dan penyalurnya dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan kira-kira 2-3 cm.

11)  Cara mengeluarkan AKDR
Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid. Pertama dilakukan Inspekulo, kemudian filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. AKDRnya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak keluar dengan mudah, maka lakukanlah sondase uterus, sehingga ostium uteri internum terbuka. Sonde diputar 90% perlahan-lahan. Selanjutnya, AKDR dikeluarkan seperti diatas. Jika filamen tak tampak atau putus, maka AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau batang laminaria. Indikasi pengeluaran AKDR ialah permintaan pasian, meno-metroragia, infeksi pelvik dan disparenia.

12)  PENGAWASAN
Pengawasan ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan 1 minggu dan 1 bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan dilakukan pemeriksaan ginekologik, dan efek samping dicari. Selain melihat filamen, diperhatikan pula perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada serviks. Dalam hal-hal yang mencurigakan, misalnya kemungkinan adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan usap vagina atau biopsi serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah lebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, maka dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi. Dan jika terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dapat dilakukan dengan laparoskopi atau laparatomi.



13)  PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN AKDR
Kira-kira 50% pasien yang hamil intrauterin dengan AKDR in situ akan mengalami abortus, 50% lainnya akan dapat hamil sampai aterm. Persalinan akan terjadi tanpa penyulit, baik pada ibu maupun pada anak. Pada sebagian golongan yang mengalami abortus spontan dapat terjadi septikemia dan syok septik. Oleh karena itu jika terdapat kehamilan intrauterin sedangkan pasien tidak menghendaki kehamilan itu, maka lebih baik dilakukan pengakhiran kehamilan. Jika pasien menghendaki kehamilannya diteruskan, sedangkan filamen tampak, maka dianjurkan untuk mengeluarkan AKDR perlahan-lahan. Apabila pengeluaran AKDR ini berhasil, kemungkinan terjadinya abortus spontan menjadi 25%.

14)  KEADAAN YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS
a)    Nyeri haid hebat
Dapat disebabkan oleh AKDR, klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian. Pada dasarnya progestin mengurangi nyeri haid
b)    Riwayat kehamilan ektopik
Jelaskan kepada pasien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
c)    Gejala penyakit katup jantung
Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (Hb<9 g/dl), ganti dengan metode kontrasepsi lain
d)    Menderita nyeri kepala atau migren
Paling sering ditemukan pada AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan ringan cukup berikan analgetik (jangan berikan aspirin)
e)    Penyakit hati aktif (virus hepatitis)
Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin
f)     Penyakit jantung
Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin, karena progestin memnpengaruhi lipid dan vasokonstriksi
g)    Stroke/riwayat stroke
Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin
h)   Tumor jinak maupun ganas pada hati
Progestin dapat memicu pertumbuhan tumor, sebaiknya jangan diberi AKDR dengan progestin
·         peringatan khusus untuk pemakai AKDR dengan progestin
Tidak datang haid disertai dengan keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan
·         Nyeri perut bagian bawah perlu dicurigai kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
·         Kram/nyeri perut bagian bawah, terutama bila disertai dengan tidak enak badan, demam/menggigil perlu dicurigai kemungkinan terjadi infeksi panggul
·         AKDR jenis ini tidak dapat melindungi diri dari penyakit hubungan seksual dan AIDS/HIV

15)  EFEK SAMPING DAN PENANGANANNYA
a)    Amenorea
Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Salah satu efek samping menggunakan AKDR yang mengandung hormon adalah amenorea (20-50%). Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali ke klinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya lebih 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR-nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran, kehamilan preterm,infeksi, dan kehamilannya harus diawasi ketat
b)    Kram
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberikan analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain
c)    Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
Sering ditemukan terutama pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik, rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3x800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi satu siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg estrogen equin konyugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain
d)    Benang hilang
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih di tempat, tidak ada tindakan yang mesti dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen/USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan ‘amenorea’
e)    Cairan vagina/dugaan penyakit radang panggul
Bila penyebabnya kuman gonokokus atau clamydia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup di obati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.
   III.        PENUTUP
A.   KESIMPULAN
1.    Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis hormone yang terkandung didalam kontrasepsi adalah jenis hormone alamiah misalnya depo medroxy progesterone (depo MPA), tetapi kebanyakan berisi hormone sintetik.kontrasepsi yang mengandung sediaan progesterone saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone estrogen dan progesterone adalah dalam bentuk injeksi dan oral.
2.    Pengaruh kontrasepsi Hormonal,semua organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormone seks tentu dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ – organ tersebut akan terjadi perubahan – perubahan tertentu. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone dan lama penggunaannya. Organ yang paling terpengaruhi oleh kontrasepsi hormonal adalah endometrium, miometrium, serviks, dan payudara.
3.    Macam – macam kontrasepsi hormonal
a.    Oral  (Kombinasi (Combine Oral Contraception/COC) dan (Progestin (progestin only pill / POP)
b.    Suntik / injeksi (Suntikan kombinasi) dan (Suntikan progestin)
c.    Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) / Implant
d.    Alat kontrasepsi dalam rahim  progestin (mirena).

B.   SARAN
Jadi seorang Bidan pendidik harus memberikan informasi dan edukasi mengenai pengetahuan kontrasepsi kepada masayrakat guna menekan laju pertumbuhan penduduk


  IV.        DAFTAR PUSTAKA
Baziad, Ali.2002. Kontrasepsi Hormonal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.
Everette, Suzzane.2008. Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduktif. EGC: Jakarta.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya:Yogyakarta.
melinafarmasiumy.blogspot.com, akses senin. 04 November 2013
Michiganobgyn.com
nofifitria.blogspot.com/2013/10/pelayanan-kontrasepsi.html
novymahdian.blogspot.com/2012/06/many-things-about-iud-aka-spiral.html
poemofjava.blogspot.com. Jumat,21 Desember 2012
ready4health.blogspot.com.diakses 20 november 2011
Saifuddin, Abdul Bari.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.